SURABAYA (mediasurabayarek.com) - Gabungan Pengusaha Optik Indonesia (Gapopin) menggelar Musyawarah Daerah (Musda) & Pameran Optik Expo Jatim 2018 yang dibuka secara resmi oleh Wakil Ketua Gabungan Pengusaha Optik Indonesia (Gapopin), Alexander F Kurniawan, di Garden Palace Surabaya, Sabtu (28/4).
Agenda Musda Gapopin Jatim kali ini memilih kepengurusan baru masa bakti 2018- 2023. Dan pengurus lama menyampaikan laporan pertanggungjawaban pada musda kali ini.
Wakil Ketua Gapopin, Alexander F Kurniawan, menyatakan, anggota Gapopin di Indonesia mencapai 2.700. Namun demikian, optik dan toko kacamata yang belum berijin diperkirakan mencapai 7.300.
Tahun ini diharapkan anggota Gapopin bisa meningkat dan lebih banyak lagi. Agar pengusaha optik yang belum bergabung dalam Gapopin segera melebur dan meningkatkan standar pelayanan pada masyarakat.
Gapopin adalah satu satunya organisasi optik yang diakui pemerintah. Lahirnya Permenkes No 1 tahun 2016 , itu Gapopin bekerjasama denegan Menkes untuk tata cata pendirian optik berstandar yang benar.
"Sebagai pengusaha optik, jangan pikirkan soal bisnis saja. Gapopin juga banyak melakukan bakti sosial untuk anak SD dan SMP. Mereka diberikan kacamata gratis dan sesuai kebutuhan agar mereka lebih produktif dan berprestasi lagi," kata Alexander.
Memberikan kacamata gratis bagi mereka yang tidak mampu, itu merupakan investasi untuk bangsa Indonesia. Juga Bapopin bekerjasama dengan PMI , Persatuan Dokter Mata Indonesia (Perdami), dan memberikan kacamata gratis ke pelosok pelosok tanah air.
"Penduduk Indonesia mencapai 260 juta orang. Dengan demikian, satu optik melayani 26 ribu orang. Nggak mungkin bisa mengkover semuanya. Jadi, masih kekurangan optik di Indonesia," ucap Alexander.
Namun demikian, masyarakat Indonesia masih perlu edukasi pemeriksaan kacamata secara berkala. Tiap tahun dilakukan skreening atau periksa mata.
Kalau perlu kacamata segera periksa dan menggunakan kacamata sesuai kebutuhan.
Berdasarkan riset, anak-anak seharusnya melakukan periksa rutin setiap 6 bulan sekali. Untuk orang dewasa dan mereka berusia di atas 20 tahun , anjurkan periksa setiap tahun. Jikalau masyarakat ingin periksa mata di optik tidak dipungut biaya.

Akan berbeda dengan Eropa yang masyarakatnya bila ingin periksa kacamata harus bikin janji dulu dan dikenakan biaya pemeriksaan mata.
Menurut Aleander, seiring perjalanan waktu makin banyak tantangan Gapopin di masa depan.
"Kami mendobrak agar BPJS Kesehatan bisa dilayani oleh seluruh anggota Gapopin di seluruh Indonesia. Bukan hanya (sedikit-red) optik yang bekerjasama dengan BPJS saja," katanya.
Tantangan lainnya adalah maraknya optik asing masuk ke Indonesia dan menjadi saingan langsung bagi anggota Gapopin. "Sebenarnya kami sudah menyatakan sejak 12 tahun lalu, supaya optik lokal siap siap dan lebih profesional menjalankan usahanya," ucap Alexander.
Dulunya, kepemilikan optik 100 persen lokal. Namun sekarang ini, banyak pengusaha asing masuk di Jakarta, yang akan membuka 300 optik di Indonesia.
Untuk meredam gempuran asing, Gapopin menyerukan pada seluruh anggotanya untuk meningkatkan standar layanan, inovasi dan lebih profesionalisme.
Kini, anggota Gapopin yang terdaftar 2.700 anggota . Mereka akan bersaing dengan optik asing di Indonesia. Ini fenomena luar bisa dalam dua hingga tiga bulan terakhir ini.
"Apakah optik asing itu berijin dan benar dalam menjalankan usahanya. Ini masih kita kaji dan sedang kita jalankan sekarang ini," cetus Alexnder.
Dia mengharapkan, optik sebagai satu suaha yang benar-benar mempengaruhi taraf kesehatan manusia, khususnya mata. Sekarang ini sekitar 10 pesen dari penduduk Indonesia menggunakan kacamata.
Ini tergolong masih kecil dan jauh sekali jika dibandingkan dengan Singapura , yang sekitar 67 persen dari penduduknya mengenakan kacamata baca.
"Setidaknya 25 persen penduduk Indonesia yang membutuhkan kacamata. Kaena itulah, kita tingkatkan kualitas dan standarnya untuk melayani masyarakat. Mata adalah salah satu indera terpenting manusia, Kalau tak pakai kacamata tak produktif dan tak bisa bekerja," ungkap Alexander.
Sementara itu, Ketua Gapopin Jatim, H Satuhandoko mengatakan, ke depan Gapopin akan lebih melebarkan sayapnya dengan menambah jumlah anggota baru. Kini, anggota mencapai 460 di Jatim.
Ada 500 pengusaha optik 'liar' dan bukan anggota Gapopin di Jatim. Mereka akan diberikan sosialisasi dan diundang Gapopin agar mengurus ijinnya dan standar pelayanan masyarakat sesuai dengan yang diminta pemerintah.
Ada himbauan dari Gapopin agar membeli kacamata pada optik optik yang berijin resmi. "Kalau ada penjual kacamata keliling itu oknum. Non anggota dibina dan digaet menjadi anggota Gapopin. Optik yang belum berijin, itu tidak bisa dikontrol Gapopin dan tidak bisa membrikan rasa nyaman dan merugikan masyarakat," tukasnya. (ded)

0 komentar:
Posting Komentar