Aksi nyata telah ditunjukkan Lion's Club untuk meringankan beban penderitaan sesama, mulai dari pembuatan fasilitas mandi, cuci, kakusMCK), kaki palsu, donor darah, pembangunan rumah permanen bagi masyarakat yang tertimpa bencana alam dahsyat.
Bambang Harsono Suhartono, District Governor District 307 B2 Indonesia menyatakan, wilayah kerja B 2 adalah yang paling luas, meliputi Bandung, DI Yogyakarta, Jabar, Jateng, Jatim, Bali, NTT , NTB, Sulawesi, Maluku, dan Papuan.
Namun demikian, Papua , Maluku dan Sulawesi Utara masing kosong dan tidak ada Lion's Club di sana. Kami bertujuan untuk berbuat sosial dan menolong sesama.
Ketika terjadi erupsi Gunung Agung di Bali. Untungnya ada Lion’s Clubnya di sana dan segera mengulurkan bantuan pada masyarakat yang ditimpa musibah. Ada ratusan ribu yang mengungsi dan tidur di tempat yang disediakan masyarakat dan pemerintah. Pengungsi diberikan kasur dan dicukupi biaya makannya.
"Tetapi, ada satu yang terlepas dari perhatian masyarakat Bali dan pemerintah. Pengungi satu Banjar sekitar 500 orang. Problemnya sepele fasilitas mandi, cuci, kakus (MCK) tidak ada di sana. Hanya satu MCK saja. Kalau tengah malam perut sakit, ngantri lama sekali. Kalau siang bisa masuk rumah rumah penduduk," katanya.
Untungnya, Lion's Club punya kepanjangan tangan di Bali. "Mulanya kita, usulkan bantuan MCK dan disediakan 6 MCK diposibel. Sempat pusing, dua sampai tiga hari penuh. Bingung ngurasnya. Kita bikinkan 12 MCK permanen di Klungkung. Manfaatkan tenaga pengungsi daripada ngelamun, bantu tukang-tukang untuk buat MCK," cetus Bambang.
Dijelaskannya, Lion's Club didirikan di Manado, Ambon, Sorong, Jayapura, dan Kendari. Untuk membantu masyarakat yang membutuhkan pertolongan, Lions Club selalu ingin berbuat sosial.
Sebenarnya, Bambang ingin memberikan kail-kali untuk bekerja bagi masyarakat, agar tidak sekedar meminta pertolongan. "Kita akan berikan bibit ikan, namun masih banyak hal yang belum dikerjakan. Mungkin nanti, pengganti saya yang mengerjakan hal itu," tukas Bambang.
Untuk urusan donor darah, Lions Club sudah berulang kali melakukannya. "Kita gerakkan donor darah masyarakat. Bahkan, pendonor mendapatkan hadiah mobil. Kini masyarakat berlomba-lomba donor darah, selain berbuat baik pada sesama, juga membuat tubuh makin sehat," ungkap Bambang yang berusiao 75 tahun, namun rajin berolahraga dan donor darah.
Selama memimpin Lions Club, Bambang telah berhasil menggaet 600 member baru. "Ayo sisih satu jumput beras untuk menolong saudara kita yang kesusahan. Nuruti kenyang tak ada habisnya," katanya.
Sementara itu, pengembangan Lions Club di Jatim sudah dikembangkan di Surabaya, Kediri, Jombang, Tulungagung, Blitar Lumajang dan lainnya. Persyaratan Lions Club minimal menghimpun 20 anggota. Untuk saat ini sudah dibentuk cabang-cabang saja.
Bantuan yang diberikan Lions Club adalah pemberian kaki palsu bagi penyandang disabilitas yang diselenggarakan di Masjid Cheng Hoo, Surabaya. Tak hanya bantuan lokal, namun juga bantuan internasional. Misalnya bantuan untuk Tsunami Aceh sebesar USD 40 juta, yang dirupakan pembangunan kampung Lions lengkap dengan tempat ibadah, sekolah dan sebagainya.
Juga dibangun 60 rumah permanan di Pangandaran bagi warga masyarakat nelayan di sana.
Sementara itu, Dwi Astuti selaku project officer Lions Worldwide Induction Day 2018 mengatakan, pihaknya berhasil melantik 63 orang dari 16 klub di Surabaya dan sekitarnya. "Kegiatan ini kami adakan setiap tahun. Kita tarik member- member baru dan memberikan masukan masukan tentang Lions," katanya.
Dwi Astuti menegaskan, dia sebagai anggota baru dan sudah dua tahun bergabung dengan Lions Club yang dipercaya sebagai Project Officer. "Setelah saya diajak kok enak ya. Tak bicarakan politik, suku agama dan ras," ungkap Presiden Lions Club Surabaya Diamond selama dua tahun ini. (ded)
0 komentar:
Posting Komentar