SURABAYA (mediasurabayarek.com) - SMA Muhammadiyah 10 Surabaya bekerjasama dengan Universitas Brawijaya untuk membuka kursus bahasa isyarat yang digelar di BG Junction yang dibuka Sabtu (22/8/2020) besok , yang diikuti sekitar 40 sampai 50 peserta.
Kepala Sekolah (Kasek) SMA Muhammadiyah 10, Sudarusman menyatakan, pihaknya ingin memfasilitasi kepada semua teman- teman pendidik yang terutama ada sekolah inklusinya.
"Tujuan kursus ini adalah untuk pemantapan kompetensi bahasa isyarat untuk tuna rungu. Di sini, satu satunya sekolah swasta yang diberikan rekomendasi oleh Dirjen pendidikan Pusat untuk menerima anak anak inklusi," ucapnya.
Menurut Kasek Sudarusman, ada beberapa materi kursus yang diharuskan untuk tatap muka dan lainnya dilakukan secara online atau virtual. Untuk tuna rungu yang pertama ini, namun untuk yang lainnya sudah terlalu sering.
Ini untuk peningkatan bagi para tuna rungu da mengajak guru guru sekolah lain untuk bergabung. "Tujuannya satu , karena sekolah kita memiliki sistem pendidikan sesuai passion dari siswa. Kita selalu menerima anak anak yang beragam dan setiap tahun karakteristiknya berkembang ," ujarnya.
Dulunya, tidak ada siswa tuna rungu, namun sekarang ini ada. Dulunya, disabilitas nggak ada , sekarang ada. Kita berpikir untuk pengembangan insfratruktur pendukungnya.
"Kita nggak siapkan ramnya, jangka pendek akan pasang lift juga," katanya.
Dijelaskan Kasek Sudarusman, sekolah yang dipimpinnya akan selalu tumbuh dan berkembang sesuai passion siswa. Di sini, juga ada siswa yang disabilitas.
Agar mereka merasa nyaman dan aman sekoah dan belajar di sini. Maka, konsep sekolah di sini, dilakukan pendekatan psikologis dan bukan pendekatan fisik.
Persyaratan bagi guru pengajar di SMA Muhammadiyah 'talent executive school ' di Jl Genteng Muhammadiyah No 45 Surabaya, ini adalah harus akrab dan bahagia. Tidak boleh ada guru yang marah di sini. Karena anak anak didik sesuai passion, bakatnya dan difasilitasi.
Tidak ada diskriminasi sekolah, baik yang reguler maupun inklusi. Mereka bisa berbaur antara satu dan lainnya. Jikalau, mereka merasa capek bisa kembali ke komunitasnya.
Dalam kesempatan itu, Kasek Sudarusman mengatakan, adanya kegiatan PR IPM SMAMX (SMA Muhammadiyah 10) , menggelar' Cangkruk Milenial' bersama IPM SMA/SMK Muhammadiyah se-Surabaya 'Cyber Warfare' bersama Angga Putra Pratama, mahasiswa S2 Universitas Pertahanan (Prograam studi peperangan Asimetris).
Acara ini akan digelar Sabtu, 22 Agustus 2020 mulai 14.00 - 17.30 WIB di Gedung SMAMX Putra 2.
" Acara itu digelar, sejalan dengan sekolah ini yang berorientasi pada kompetensi dan bukan di pengetahuan. Ini bekal diberikan pada mereka untuk memecahkan problem untuk dirinya sendiri dan orang lain. Ketempatan pada entreneurship atau kewirausahaan. Sekolah ini, berorientasi pada know how atau pengetahuan praktis agar mampu berinovasi dan improviasasi, berani ambil resiko dan perencanaan yang bagus, " tutur Kasek Sudarusman.
Dipaparkannya, sekolah yang dipimpinnya itu fokus pada kerangka berpikir siswa, bukan pada materi ajar. Merubah kerangka berpikir agar mampu menciptakan peluang bagi dirinya dan orang lain.
Para alumni SMA Muhammadiyah 10, banyak yang menjadi pengusaha muda. Ada yang punya produk yang sudah dipatenkan, punya cafe yang dikelola di luar kota.
Acara puncaknya adalah grand launcging produk. Anak anak, setiap tahun ada produk baru. Awalnya, produk minuman susu dan bergeser ke kopi. Namun, sekarang ini produk makanan dan camilan untuk anak usia dini. awal awal prioyduk mimuman susus dan ebrgetr ke kopi.
"Kita ingin anak anak menjadi start-up ulung dan bisa bersinergi dengan apa yang terjadi sekarang ini," harapnya. (ded)
0 komentar:
Posting Komentar