SURABAYA (mediasurabayarek.com) - PT Dharma Lautan Utama (DLU) menyelenggarakan buka puasa bersama (bukber) bersama media & wartawan di Resto Nur Pasifik, Jl Raya Gubeng, Surabaya , Sabtu (9/6).
Direktur Utama (Dirut) PT DLU, Erwin H Pudjono menyatakan, pihaknya merasa bahagia bisa berkumpul dengan media massa Surabaya untuk melaksanakan bukber.
Dalam bukber kali ini, Erwin mengaku, menjelang Lebaran ini telah dirasakan DLU adanya beberapa lintasan penyeberangan lintasan panjang yang mengelami kenaikan penumpang.
"Kami menyiapkan total 40 armada kapal yang siap melayani penyeberangan lintasan panjang dan pendek. Rinciannya, 24 armada disiapkan untuk melayani lintasan penyeberangan jarak pendek. Sedangkan 16 armada untuk lintasan jarak jauh," katanya.
Sebagai perbandinga, untuk tahun lalu angkuatan laut yang mengangkut mudik Lebaran mengalami penurunan 5 persen. Tahun ini, diprediksikan arus mudik akan naik 5 persen.
"Kami menghimbau kepada pelanggan atau masyarakat agar tidak membawa barang berbahaya dan berlebihan. Kami juga ekstra pengamanan terhadap paket-paket barang yang ditolak angkutan udara. Malahan dikirim lewat kapal laut," cetus Erwin.
Sementara itu, Ketua Umum (Ketum) DPP Gapasdap , Choiri Soetomo mengatakan, menghadapi Lebaran kali ini sebenarnya anggota Gapasdap di Indonesia tidak ada kendala, khusnya menyangkut kapasitas angkut penumpang dan barang.

"Seluruh armada kapal yang dioperasikan oleh anggota Gapasdap telah melakukan doking dan kualitas sumber daya manusia (SDM) memadai. Bahkan di sejumlah penyeberangan, malahan kelebihan armada kapal," cetus Choiri.
Contoh konkretnya, kelebihan armada untuk rute Ketapang -Gilimanuk terdapat 56 armada kapal yang tersedia. Bahkan, ditambah 1 armada lagi dari PT ASDP.
Demikian halnya dengan 70 armada kapal disiapkan untuk melayani rute Merak- Bakauheni. Kini, bertambah jumlah armada kapal dan menjadi 84 kapal. Akan tetapi sayangnya pelabuhan dan sarananya belum menunjang dan memadai.
"Tiap hari, ada sekitar 40 armada kapal yang menganggur menunggu antrian kapal. Ini karena kurangnya fasilitas demaga. Kami himbau pemerintah seharusnya mendahulukan prasarana pelabuhan," ungkap Choiri.
Kini, Gapasdaf kelebihan armada kapal dan banyak yang menganggur menunggu pelabuhan siap. "Anggota kami merugi. Kapal diam saja, harus menjalankan mesinnya genset dan lainnya. Kami menanggung biaya operasional yang tinggi. Investasi yang dikeluarkan operator kapal itu menggunakan dana pinjaman dari bank. Jikalau terlalu banyak armada yang menganggur, akan menyebabkan kredit macet dan merugikan bangsa ini," tukas Choiri. (ded)
0 komentar:
Posting Komentar