728x90 AdSpace

  • Latest News

    Selasa, 13 September 2022

    Hasil Studi: Pengelolaan Limbah Popok Sekali Pakai Mengkhawatirkan

     



                                 






    SURABAYA (mediasurabayarek.com)  - Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga (Unair) bersama Wahana Visi Indonesia,  Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga (Unair) Surabaya  memaparkan hasil penelitian yang bertujuan untuk menganalisis determinan perilaku pembuangan feses atau tinja dan popok balita sebagai upaya pengelolaan feses dan diaper yang aman dan sehat di Hotel Palm Park Indonesia, Selasa (13/9/2022).

    Corie Indria Prasasti, ketua tim peneliti yang juga dosen dari Departemen Kesehatan Lingkungan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga (Unair) menyatakan, bahwa masyarakat cenderung membuang popok atau diaper sekali pakai yang mengandung feses (tinja) ke tempat sampah atau dibuang  sembarangan.

    Hal ini menyebabkan limbah pokok bekas akan berserakan karena dirusak oleh binatang, atau dihinggapi lalat, dan berpotensi mencemari lingkungan.

    Untuk itu, Corie  mengatakan,  perlu adanya upaya peningkatan pengetahuan ibu mengenai upaya meminimalisir penggunaan pokok dengan meningkatkan penggunaan pokok kain sebagai alternatif pengganti popok.

    Selain itu, masyarakat juga perlu mendapatkan edukasi mengenai toilet training. Sehingga dapat mendorong penurunan jumlah pokok yang dipakai serta pengeluaran kebutuhan pokok.

    "Acara hari ini, itu yang pertama adalah kami ingin menyampaikan hasil riset yang dilakukan kolaborasi FKM Unair dan Wahana Visi, terkait dengan bagaimana perilaku pengelolaan diaper dan juga feses bayi, atau anak-anak di kota maupun di desa," ucap Corie Indria Prasasti, Selasa (13/9/2022).

    "Jadi kami lakukan memang ada di Kota Surabaya dan di Sekadau mewakili Urban dan Plural. Sekadau itu di Kalimantan Barat, di Pontianak. Kebetulan itu dua-duanya merupakan wilayah dampingan dari Wahana Visi," ujarnya.

    Masyarakat juga perlu mengetahui tentang bahaya bahan kimia dalam diaper atau popok. Untuk itu perlu adanya pengembangan strategi intervensi daur ulang diaper sebagai media tanam dan penyediaan tempat pembuangan sampah khusus diaper.

    Sementara itu, Muthmainnah (dari Tim FKM Unair) mengatakan, cara pembuangan popok diapers di kloset, dibungkus plastik dan dibuang. Ada mitos masyarakat buang langsung ke sungai.

    "Kalau dibuang ke tempat sampah, akan menyebabkan gatal-gatal di bokongnya. Harus ada edukasi agar masyarakat tidak memilih buang diaper di sungai," katanya. 

    Hal ini membutuhkan edukasi yang efektif dengan menggunakan sosial media (medsos) yang tanpa hambatan, berupa iklan, banner atau spanduk.

    Dipaparkan Muthmainnah, ada 7 (tujuh) tema penting FGD Komite WASH yakni, di antaranya mengenai tata cara buang feses dan pokok diapers, mitos pembuangan feses dan diapers anak di sungai, bahwa hal itu tidak benar, kondisi pembuangan fesesdan diapers yang baik.

                              

    Ditambahkan Charles dari Wahana Visi Indonesia, ke depannya FKM dan Wahana Visi Indonesia akan memfasilitasi kolaborasi pihak-pihak yang peduli akan sanitasi (LSM lingkungan, akademisi, asosiasi profesi, industri) bersama pemerintah.

    Tujuannya untuk menyusun strategi pengelolaan sampah diapers di Kota Surabaya sebagai upaya menciptakan Kota Surabaya yang sehat. Hasil kolaborasi ini diharapkan dapat menghasilkan inovasi bentuk edukasi perubahan perilaku pengelolaan feses dan diapers yang aman dan sehat serta merumuskan strategi pengelolaan sampah diapers di perkotaan.

    Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa:

    1. Penggunaan diaper atau popok yang mayoritas digunakan adalah diaper atau popok sekali pakai.

    2. Perilaku pembuangan diaper sebagian besar masih membuang diaper dan feses bersama di tempat sampah namun sudah banyak juga dijumpai perilaku pembuangan diaper yang aman yaitu membuang kotoran ke jamban terlebih dahulu lalu mencuci diaper dan dibuang ke tempat sampah.

    3. Persepsi atau keseriusan kerentanan dan manfaat terhadap perilaku pembuangan feses dan diaper yang aman dan sehat berada pada kategori cukup sementara Untuk persepsi hambatan berada pada kategori baik.

    4. Pendidikan memiliki hubungan dengan persepsi keseriusan dan pengetahuan memiliki hubungan dengan persepsi manfaat terhadap perilaku pembuangan feses dan diaper yang aman dan sehat.

    5. Tidak ada program dan regulasi yang mengatur terkait pembuangan diaper selama ini hanya ada program dan regulasi mengenai pengelolaan sampah.

    6. Metode penyampaian materi melalui sosialisasi berbentuk ceramah media yang terbaik adalah praktek langsung beserta buku dan poster sebagai bahan Media elektronik seperti video di Whatsapp juga bisa menjadi pilihan. (ded)







    • Blogger
    • Facebook Comments

    0 komentar:

    Posting Komentar

    Item Reviewed: Hasil Studi: Pengelolaan Limbah Popok Sekali Pakai Mengkhawatirkan Rating: 5 Reviewed By: Media Surabaya Rek
    Ke Atas